Character Building Atlet Prima di Markas Kopassus Batujajar (Part 4)



Part 4 (Ini dia Situ lembang)
Halo, maaf baru ngelanjutin part 4 nya. Dikarenakan berbagai kesibukan dan segala macam hal keren lainnya. Haha, lets go..

Yap, kegiatan-kegiatan di Batu jajar memang ga ada habisnya (seperti yang gw kisahkan di part 3 dan sebelumnya). Tapi kegiatan yang paling macho emang cuma di situ lembang. Begini ceritanya..
Rabu malam di minggu ke 2 kami di brifing bahwa agenda besok adalah berlatih dan pergi ke situ lembang. Horeee.. sebagian siswa kegirangan. Karena yang dimaksudkan ‘berlatih’ di sini adalah berlatih cabang olah raga masing-masing, bukan berlatih baris-berbaris, dan materi di ruangan yang cukup melelahkan. Malam hari setelah apel malam, sekitar jam 10 (bubar lebih cepat karena diberi waktu untuk bersiap hari esok) barak gw pada heboh apa aja yang harus dipersiapkan untuk ke situ lembang. Ada atlet yang ternyata tentara juga, sehingga dia ngasih segala macam tips. Selain tips-tips, ada juga ceita-cerita horror situ lembang, dan lain-lain. Pokonya semuanya excited kayak mau pergi piknik.


Besoknya setelah melakukan rutinitas pagi, kami dipecah sesuai cabor masing-masing. Untuk softball, kami kebagian di lapangan depan deket jalan raya. Lumanyun, ditonton masyarakat banyak. Haha.. latihan softball hari itu cukup seneng, ya gimana lagi udah lama banget ga pegang bola, dll. Lalu tidak terasa hari mulai siang. Kami pun makan siang dan kembali ke barak untuk bersiap.

Seperti yang sudah di duga, kalau yang nggak siap apa-apa dari malem, pasti kalang kabut deh. Waktunya sebentar banget. “Priiitttt..” dan semuanya harus segera kumpul langsung di lapangan hitam. Wow jauhh… temen-temen barak sudah pada keluar. Gw sama beberapa temen gw masih bimbang beberapa hal. Temen gw bimbang ember sama rapia dibawa atau nggak, dan gw bimbang selimut dibawa atau nggak, karena tas gw udah berat dan gw udah bawa jaket 2 plus sleeping bag yang tebel banget. “Priitttt…. Priiittt..!!” kami di dalam kamar saling bertatapan lalu lari meninggalkan kamar apa adanya. Dan yang pasti sangat berantakan. Setelah berkumpul di lapangan hitam, kita disuruh berbaris sesuai kelompok masing-masing. Gw ngeliat tas-tas siswa yang lain. Yang gw kira tas gw udah paling gede, ternyata banyak yang lebih besar lagi. Ada yang di luar tas dicantolon hanger, rapia, bahkan ember juga ada. Gw ngelirik temen gw yang tadi bimbang bawa ember apa nggak. “tuh, ember bisa pinjem die aja lah ya..”. temen gw mengangguk tanda sip!. Tiba-tiba pak Haryono berteriak “Kalian sudah membawa semua peralatan?!”, “Sudaahhh….” Jawab kami seperti anak TK mendayu. “yang tegas!” “Siap! Sudah!” ulang kami. “Kalian sudah bawa selimut?!”, ada yang jawab belum ada yang jawab  sudah. “Yang belum ambil!! Cepat!! 1..2…3..” dannn kami pun berlarian. Termasuk gw. Kenapa gw ikutan lari? Padahal kalau ga ketauan juga gapapa. Namun apa daya, saat itu gw berfikir di dalam selimut itu ada chip yang ketauan kalau nggak keangkut. Beuhh…..


Kami pun berangkat pake truk tentara sesuai urutan pleton dan barisan. Gw di truk sama sebagian kelompok gw dan sebagian kelompok sebelah. Cukup seru orang-orangnya. Sebelum berangkat truk kami di gedor agar bernyanyi mars-mars yang telah diajarkan. Dan mulailah perjalanan menuju situ lembang. Di jalan memang seperti piknik anak smp. Setiap berpapasan dengan truk kelompok lain, saling menyapa dan meledek riuh ramai. Namun tiba-tiba kembali bernyanyi mars, saat motor pelatih menengahi kita. Setiap ingin tidur, truk di gedor dari tempat supir. Akhh.. pokonya kerjaan di truk itu tidur, nyanyi, curhat, tidur, nyayi curhat, sampai semuanya tidur. Hahaha… lalu saking bosannya, saat pelatih meneriakkan untuk bernyanyi, kami langsung berdendang lagu dangdut. Terserah mau dimarahin atau tidak. Kita udah capek.. haha

Truk sudah memasuki kawasan hutan lembang. Kebanyakan dari kami tertidur karena suasananya sejuk dan saat itu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Truk berhenti dan langsung digedor menyuruh seluruh siswa keluar dan berbaris. Mereka bilang truknya nggak bisa nanjak lagi, dan harus dilanjutkan dengan berjalan. Kami pun berbaris. Karena jalannya tidak cukup lebar, kami berbaris sangat memanjang. Dan plang yang kami temui pertama adalah “ANDA RAGU, KEMBALI SEKARANG JUGA” . yak seperti biasa. Pelatih di sana menjelaskan tentang hutan lembang, bahaya-bahayanya saat malam hari dan banyak lagi. Pokonya menegaskan bahwa hutan lembang adalah bukan hutan untuk berwisata, jadi jangan kemana-mana sendirian. Dan mereka juga bilang bahwa di sana adalah tempat para kopassus berlatih seperti meriam, taktik gerilya, dll. jadi awas kena meriam nyasar, katanya. Belum selesai kami memahami semua perkataan pelatih, “DUAARR….DUAARRR..JGEEERR!!!”  kami semua panik dan sedikit menunduk, gw yakin ini pasti trik dari pelatih lagi buat nakut-nakutin kita. Tapi gw liat mimik semua pelatih juga terlihat panik. Mereka panik sambil menunduk berlari kecil sembari berkomunikasi lewat HT nya. Seperti terjadi suatu kesalahan atau sejenisnya. Dalam hati gw mikir ‘gila masa mereka lupa kalau sekarang jadwal hutan dipake buat siswa prima!?’.  “TIARAP!!” ujar seorang pelatih.. kami semua kebingungan sambil berhadapan.  “TIARAP!” dan tanpa ba bi bu kami semu tiarap. Gw langsung nyusruk ke tanah lembek yang basah, gw liat sekitar, ternyata cuma di tempat gw. Apes. Yang lain pada nikmat nyusuruknya ke rumput. Setelah beberapa saat kami pun disuruh berdiri. Daaaannn… ternyata meriam tadi adalah salah satu trik mereka. Ucapan selamat datang katanya. Dan semuanya juga sandiwara. Beuhh… mantap pa ektingnya. Ya abis, kalau pelatih aja panik, kita harus gimane, keserempet meriam kan lumanyun juga pak. -_-


“makanya, sekarang kalau ada peluti berbunyi, kalian harus segera tiarap. Mengantisipasi kejadian seperti tadi” ujar pelatih. Kami mulai berbaris kembali. Berbaris 4 banjar. 2 banjar di sisi kiri jalan, 2 banjar di sisi kanan jalan.  Sehingga saat peluit berbunyi, kami semua diving nyusruk ke sisi jalan seperti domino. Rapih sekali. Hahaha. Dan, emang gw yang selalu apes. Peluit pertama, gw nyusruk di rumput, adem, tapi hampir ke jurang. Gw loncat terlalu semangat, ternyata jauh banget hampir di ujung tebing yang ketutupan ilalang. Fuhhh… kedua gw nyusruk di batu kerikil yang entah mengapa Cuma ada di tempat gw nyusruk. Yang terakhir gw nyusruk bener-bener di lumpur basah. Setelah berbaris kembali temen depan gw nanya. “abis dari mana kotor banget hahaha”, gw Cuma nyengir males.

Kami dihadapkan ke situ lembang yang tenang dan indah. Emang super indah banget di sana. Airnya tenang dan bersih. Gw termasuk beruntung karena gw adalah di kelompok banjar paling depan. Dan cewek sendiri. Emang sengaja sih pengen paling depan. Biar apa-apa duluan. “gimana kalau kalian nyemplung sini”, ujar pelatih tiba-tiba. Gile pak, bercandanya jangan sekarang. Soalnya hari sudah mulai gelap dan angin dingin sudah mulai berhembus. Brr.. semuanya kedinginan. Kita Cuma nyegir tanda ogah nyebur. “Gapapa airnya anget ko, tuh mesin penghangatnya”, ujar salah satu pelatih sembari menunjuk mesin yang invisible. Dan kami pun kembali nyengir ogah nyemplung. Setelah beberapa menit menikmati suasana situ lembang sambil menunggu kelompok lain datang. “Yak! Lepaskan semua perhiasan kalian, termasuk jam tangan dan lainnya”, “hah?!” ucapan ‘hah’ ini keluar begitu saja dari mulut gw. Karena biasanya gw ‘hah’ dalam hati (oke abaikan). Ternyata mereka serius mau nyemplungin kita ke situ lembang. Huhu T_T.





Dan akhirnya kita nyemplung di dinginnya situ lembang (bukan di danaunya persis. tapi di semacam kolam di sebelah danaunya banget. semacam kolam aliran dari situ nya). Masuk kaki pertama, ditarik lagi. Begitu terus, semuanya takut2 nyemplung dan Cuma icip-icip air. Sampai suatu waktu pelatih teriak memberi komando untuk membenamkan seluruh badan di dalam air. Byurr… “woaaa..” para siswa berteriak riuh, sana-sini. Ada yang ngedumel, ada yang cuma bilang dingin-dingin, ada yang,,, well, paling banyak ngedumel sih. Setelah beres nyemplung, semuanya disuruh naik dan segera melanjutkan perjalanan menuju barak. Basah-basahan dan angina-anginan. Ga ada yang oke deh pokonya sore itu. Ga ada yang bisa diambil hikmahnya. Oke , mungkin hikmahnya ada. If you think it’s getting easy, it doesn’t at all. Hhh..

Beberapa menit kami berjalan, ternyata truk yang kami tumpangi sudah sampai duluan. Apanya yang ga bisa nanjak -_-. Kami disuruh ambil tas dan perlengkapan masing-masing lalu menuju barak. Dari tempat parkir truk ke barak, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Seperti dari FX mall ke Sency lah. Tapi malam sudah mulai menghembuskan anginnya. Pakaian basah yang kami pakai benar-benar mengganggu. Ingin rasanya cepet-cepet ganti baju. Tapi tidak kata pelatih, kami ditahan perisis di depan barak untuk pembagian kamar. Ada beberapa dari kami yang wajahnya sudah pucat dan mulutnya biru. Dan apa yang gw lakukan untuk menghalau dingin? Gw bergerak, loncat-loncat, menderapkan kaki, dll. dalam kondisi kayak gitu sakitnya kaki pake pdl udah ga kerasa. Semua rasa sakit jadi satu, malah jadi ga kerasa apa-apa.
 
Segini dl yang di post. Lanjutannya ada, Cuma biar enak bacanya aja. Ga disekaligusin

Comments